Nilai tukar yen Jepang kembali terjungkal ke titik terlemahnya sepanjang tahun 2014 ini pada perdagangan hari Rabu (10/9) akibat berlanjutnya penguatan dollar AS pasca dirilisnya data-data domestik hari ini yang kurang memuaskan.
Kurs valuta yen (USDJPY) ditransaksikan pada kisaran 106.45 setelah ambruk hingga 106.55 terhadap dollar AS, platform Reuters sekitar pukul 12.50 WIB. Sedangkan pada sesi Selasa kemarin, yen berakhir ditutup pada level 106.20 setelah tergerus hingga 106.47.
Meningkatnya permintaan dollar membuat imbal hasil (yield) Treasury AS ikut naik tajam hingga menyentuh level tertinggi di bulan ini. Kenaikkan yield tersebut terjadi menyusul sebuah survei dari the Fed San Francisco yang mencatat bahwa ekspektasi kalangan investor terhadap kenaikan suku bunga AS jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan para anggota the Fed itu sendiri.
Hal itu mengindikasikan bahwa isu kenaikkan suku bunga AS, kini telah menjadi wacana di kalangan elite moneter pada bank sentral dalam setiap kali mengadakan rapat. Sehingga hal itu memperkuat dugaan bahwa kenaikkan suku bunga AS akan terealisasi lebih cepat dari jadwal semula.
Selain itu, data-data domestik yang rilis mengecewakan hari ini juga turut membebani sentimen pasar. Data CGPI Jepang dan machinery order m/m yang merosot membuat investor pesimis bahwa data-data tesebut dapat menghambat laju proses pemulihan ekonomi di negeri terbesar ke-3 dunia tersebut.
Sejak sesi kemarin, nilai valuta yen terus terdegradasi setelah hasil ‘minutes’ Bank of Japan (BOJ) melaporkan bahwa bank sentral akan terus mempertahankan program kebijakan stimulus masif hingga laju inflasi mencapai target 2%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar